VallenKa: Review Fantasteen: Ghost Dormitory in Beijing

Review Fantasteen: Ghost Dormitory in Beijing




Kali ini giliran Wulan mereview novel Fantasteen Ghost Dormitory in Beijing karya kak Fransisca Intan. Novel ini sudah cetak ulang ke-2 dan di covernya terdapat logo best seller. 


Info Buku:

Penulis:  Fransisca Intan
Ilustrasi sampul:  Asep Versi
Ilustrasi isi: Dadi Permadi
Penyunting naskah:  Momoe dan Irawati Subrata
Penyunting ilustrasi:  Kulniya Sally
Proofreader:  Hetty Dimayanti
Layout sampul dan isi:  Tim Redaksi dan Sherly
Cetakan I, Muharram 1438 H/Oktober 2016
Cetakan II, Jumada Al-Ula 1438 H/Februari 2017
Diterbitkan oleh Penerbit DAR! Mizan Anggota IKAPI
180 hlm.;ilust.: 19,5-(Seri Fantasteen). 


Sinopsis:

Gadis kecil itu bermain piano di antara tumpukan mayat. 
Rambutnya hitam panjang. Matanya gelap dan mengilatkan cahaya rembulan. Jika kau menatap matanya, kau pasti tahu nyawamu akan terancam. Gadis kecil itu akan memainkan piano. 
Sebuah lantunan terkutuk akan membuatmu terjebak dalam kematian. Kau akan berjalan masuk ke ruang musik tua. Hanya untuk menemukan seorang gadis berpakaian merah menunggumu di dekat piano. Gadis itu akan mendekatimu, lalu membawamu pergi. Kedunia roh....  

Tak ada yang tahu perihal kutukan itu, termasuk Zi Quan dan Mei Quan. Saudara kembar tersebut mengira akan melewati masa SMA mereka dengan biasa-biasa saja. Sampai akhirnya Mei Quan terlalu penasaran dan membuka ruang maut yang merenggut nyawa murid satu per satu. Apakah sudah terlambat bagi Zi Quan dan Mei Quan menyelamatkan keadaan? 


By the way, novel Ghost Dormitory in Beijing karya Fransisca Intan sudah Wulan incar sejak 2016. Terlihat dari covernya menggambarkan anak perempuan memakai seragam sekolah sedang memainkan piano, ditambah kalimat awal sinopsis yang meyakinkan Wulan untuk segera memiliki novel ini. Sayangnya tahun 2020 Wulan baru membelinya.

Karena latar tempatnya di Beijing China, maka jangan heran kalau nama tokoh yang digunakan merupakan nama-nama chinesse. Jujur, Wulan sendiri kebingungan menghafal nama tokoh Zi Quan, Mei Quan, You Shin, dan Li Yin. Untuk memudahkan dalam menghayati cerita, Wulan mencari poin untuk membedakan keempat nama diatas. 

Huang Zi Quan dan Huang Mei Quan merupakan saudara kembar, namun tidak terlihat identik. Zi Quan adalah seorang kakak yang cuek dan pendiam. Berbeda dengan adiknya, Mei Quan, yang suka berbicara dan seenaknya sendiri. 
Untuk You Shin memiliki sifat yang hampir sama dengan Zi Quan. Sedangkan Li Yin lebih mencolok sebagai tokoh yang suka mencairkan suasana dingin. Belibet ya? Secara singkatnya Wulan menyebut mereka jiejie, Mei, You, dan Li.  

Sebelumnya Wulan meminta maaf, pada saat membaca prolog hingga beberapa halaman berikutnya dipikiran Wulan tuh seperti, "apaan, sih, ini? Kok seperti cerita karya anak kecil." Benar-benar mengecewakan. Terlebih alurnya bisa terbilang datar. Wulan kira plotnya bakal twist seperti banyak teka-teki, terror, serta hal-hal menyeramkan lainnya. Selain itu Wulan menemukan typo walaupun hanya 3 kata (kamu bisa membaca novelnya agar tahu typo terletak dihalaman berapa saja). Berhubung novel ini sudah mendapatkan logo best seller rasanya  kecewa terlebih ada typo hingga 3 kata. 

Seperti tulisan anak SMP pada umumnya, pemilihan kata hingga kalimat terasa terlalu santai, datar, dan sedikit membosankan. Seharusnya klimaks dari konflik bisa dibuat lebih menegangkan dan seru, lah ini? Seperti anak kecil rebutan permen. Untuk chapter Astral Traveller juga kisahnya semakin tidak jelas, penulisnya terburu-buru atau bagaimana? 

Pada saat adegan Mey Quan mengintip ruang musik lama lewat jendela (yang tirainya tidak ditutup) matanya kan bertemu pandang dengan sepasang mata hitam yang memandangnya dingin? Nah, adegan ini bagus, tetapi kok terdengar mainstream gitu. Apalagi tangan si pemilik mata hitam itu berusaha menyentuh wajahnya namun terhalangi oleh kaca. Eh, pada saat si hantu bicara "I am your nightmare, young lady ...." suaranya bisa menembus pembatas kaca diantara mereka? Hmm, pada saat bicara begitu si hantu bisik-bisik atau teriak? Bisik-bisik kan ya dengan suara lirih seperti di film-film? Eh, atau bagaimana, sih? 

Ah sudahlah, Wulan cuma suka adegan si hantu bertemu pandang dengan Mey Quan, cuma disitu aura ngeri bisa Wulan dapatkan. 

Sampai sini ya reviewnya. Untuk kak Fransisca Intan, jangan marah kalau Wulan memberikan review seperti ini. Soalnya review ini asli pendapat Wulan pada saat membaca novel kakak. Sebenarnya Wulan juga tidak pandai mengolah kata menjadi kalimat yang mudah dipahami, terlebih saat buru-buru. Ya memang pada dasarnya Wulan tidak berbakat untuk mengutarakan sesuatu dengan baik, hehe.... 


Sampai jumpa dipostingan berikutnya! 





No comments:

Post a Comment