VallenKa: Ma'a Toxic Relationship

Ma'a Toxic Relationship


Avv, kali ini aku curhat di blog xixi><

Jujur saja ya, daripada curhat ke teman real, aku lebih suka curhat di tempat online terlebih ke teman-teman virtual haha. Soalnya mereka kan tidak kenal aku dan kehidupanku, dan aku hanya ingin melepaskan sedikit masalah dengan berbagi cerita hanya untuk didengarkan. Gampangnya sih biar lega gitu 

Membahas toxic relationship? Yap. Aku pertama kali berpacaran di umur 18 tahun. Tepatnya tanggal 30 Oktober 2019, Muara Angke, Pluit, Jakarta Utara, saat masih berkerja di Solaria.

Oke, kali ini aku blakblakan soal nama aja ya, haha. Maaf, tidak ada privasi.

Dari awal kenal Rifki, memang ada saja masalah. Mulai Rifki yang mundur karena temannya menyukaiku, padahal aku sudah menjelaskannya berkali-kali bahwa aku tidak mencintai temannya itu. Dari pertama kali melihat Rifki, Aku sudah tumbuh rasa cinta dan rasa ingin memilikinya haha. Aneh? Tapi itu kenyataannya. Ini pertama kalinya aku menangis karena cowok. Aku ingat banget pertama kali nangis karena cowok tuh saat pulang kerja mampir beli ketoprak sama Kak Siti, seniorku. Saat menunggu ketopraknya disiapkan, aku membuka hp. Disitu ada pesan bahwa Rifki ingin mundur. Rifki bilang trauma karena setiap mencintai perempuan, pasti ada saja halangan seperti temannya sendiri juga mencintai perempuan itu, jadi si Rifki memutuskan untuk mengalah. Dan disinilah aku menangis di tempat umum. Bahkan saat menangis kejer pun aku berfikir dan merasa bingung. Bahkan aku bertanya kepada diriku sendiri, "Kenapa aku menangis karena Rifki mundur? Padahal aku baru beberapa hari kenal Rifki".

Nah, akhirnya aku pulang ke mess Solaria, langsung masuk ke kamarnya kak Ossi. Meminta bantuan agar menyakinkan Rifki, bahwa Aku tidak mau kehilangan Rifki. Serius, disini aku nangis kejer sampai dadaku sesak, sampai gabisa nafas haha.

Nah sampai suatu ketika Rifki memblokir WhatsAppku dan kak Ossi. Disini benar-benar aku tidak fokus kerja. Pekerjaanku kacau, bahkan ditempat kerja pun aku sering ditegur karena sering melamun. Sampai akhirnya waktu istirahat aku memutuskan menemui Rifki. Aku ingat banget. Saat itu aku menghampiri Rifki di TaWan, tapi kata temannya Rifki lagi keluar. Yaudah aku susul ke mushola 2M, kantin Amanah. Sampai akhirnya aku pergi ke Farmers hanya untuk membeli 2 buah silverqueen untuk diberikan ke Rifki. Sayangnya waktu aku ngasih coklat itu ke TaWan tuh Rifki masih istirahat. Yasudah aku titipkan ke teman cowoknya yang sedang stay. Aku lupa siapa, wajahnya blur gitu, tapi masih kelihatan ganteng.

Nah, untung saja waktu aku duduk sambil nangis-nangis di tempat kerja (outdoor), Rifki menelfonku. Ia meminta maaf, dan berterimakasih atas coklat yang aku kasih. Disinilah hubunganku dengan Rifki mulai membaik dan semakin dekat.

Berhubung Rifki suka banget main PUBG, jadi selama 3 bulan sejak pertemuan. Dalam satu hari, Rifki hanya menyisakan waktu 15-30 menit untuk mengabariku, ya sekadar chat-chatan. Tapi ini semua berubah sejak aku kenal security yang menolongku saat di prank anak cowok (Solaria). 

Nah ceritanya saat itu aku dan kak Ossi mampir ke ropang. Saat aku cek tas, ternyata hp ku tidak ada. Di telfon pun tidak diangkat. Alhasil aku meminjam handphonenya kak Ossi dan mencari handphoneku di sepanjang jalan. Sayangnya saat beberapa meter dari ropang tiba-tiba hujan deras. Tapi aku paksa jalan terus untuk mencari handphone. Saat aku telfon Rifki, saat itu dia sedang ngegame dengan temannya di kampung. Alhasil ia melanjutkan gamenya dahulu. Setelah sampai di post security aku dipanggil oleh 2 bapak security. Aku dipaksa neduh dulu karena saat itu hujan benar-benar deras dan bajuku benar-benar basah meskipun memakai jaket. Nah disinilah tiba-tiba Ardi muncul dan menawarkan bantuan. Ya dibantu Rifki juga si buat melacak handphoneku. Alhasil aku diantar Ardi menyusuri jalan, tapi ditengah jalan aku memutuskan langsung menuju ke mess Solaria karena diminta anak cowok. Katanya handphoneku sudah ditemukan. Karena merasa terbantu, dan merasa berhutang budi, akupun meminta nomor wa nya Ardi. Saat aku bilang, "Kak, boleh minta wa-nya?" nah ini tuh aku masih telfonan dengan Rifki. Eh tau-tau telfonnya langsung dimatikan. 

Sesudah beres-beres, akupun chat-chatan dengan Rifki dan Ardi. Eh saat Rifki tau aku chat-chatan sama Ardi (Aku ditanya ya jujur, Rifki minta ss chat ya ku kasih semua tanpa kuhapus), eh Rifki langsung marah. Suruh ngeblokir Ardi. Padahal saat ini aku belum membalas jasanya Ardi. Ah iya, karena kejadian ini Rifki jadi lebih meluangkan waktu untuk lebih selalu ada untukku.

Okey, to the point aja soal toxic relationship.

ATURANNYA RIFKI
  • Jangan jalan berdua sama cowok
  • Jangan save kontak cowok lain termasuk teman sekolah (kecuali anak Solaria)
  • Jangan gunakan emoticon ke customer (wajib emot 🙏 saja)
  • Jangan menerima hadiah dari cowok lain
  • Jangan dibonceng cowok, meskipun teman kerja/tetangga/teman sekolah
  • Mau pergi kemanapun pasti di VC/telfon
  • Jangan senyum/kelihatan akrab sama cowok lain (wajib ke customer saja. Diluar kerjaan harus cuek lagi)
  • Wajib laporan mau pergi kemana, sama siapa.
  • Harus cerita secara rinci tentang keseharianku.


YANG AKU MINTA DARI RIFKI
  • Jangan jalan berdua doang sama perempuan yang pernah ada rasa.
  • Jangan react love foto teman perempuannya di Facebook.
  • Jangan panggil sayang²an ke teman perempuannya.
  • Jangan minta foto cewe ke cewek itu langsung:)
  • Kalau mau pergi main sama teman (ada cewek) sebisa mungkin cerita, biar aku ga salah paham.
  • Main game boleh, tapi jangan lupa waktu.
  • Kabari aku kalau mau pergi, biar aku ga khawatir 
  • Apapun itu, harus JUJUR!!!!


Yaps, sama-sama toxic bukan? Hahaa!!!

Setidaknya selama pacaran dengan Rifki, aku berbohong soal foto si Asep; bilang ingin tidur saat berantem (nyatanya scroll tiktok); pembuatan SKCK ditemani kenalan cowok (tapi akunya jaga jarak).

Jujur saja, yang aku minta dari Rifki sebenarnya cuma kabar (biar aku tenang, ga khawatir), jangan main berdua doang sama cewe (dua belah pihak ada rasa, meski status teman), dan terakhir, apapun itu tolong jangan bohong.


Dari masalah terakhir, jujur aku kecewa banget dengan sikap Rifki yang masih kekanak-kanakan, egois, tidak mau menerima penjelasan dariku, belum bisa mengatur keuangan, juga belum bisa bertanggung jawab. Rifki juga suka lari dari masalah.

Sebenarnya, aku juga kecewa ke keluarganya Rifki. Disaat aku bertanya soal Rifki, pesanku hanya di read saja. Padahal saat itu yang aku butuhkan hanya balasan singkat. Singkat saja kok. Misalnya, "Nanti saya sampaikan ke Rifki ya". 

Udah, itu aja. Kadang aku juga merasa perjuanganku menolak lamaran cowok mapan demi mempertahankan hubunganku dengan Rifki tuh berasa tidak dihargai.


Edit: setelah putus 4 bulan (sejak 6 Agustus 2021), aku sempat balikan sama Rifki. Tapi disini semua aib Rifki terbongkar, dan terpaksa aku harus menjauhinya. Dan bagaimana mungkin, semua keluarga dia mengatakan bahwa "meskipun si cewek hamil, kalau Rifki tidak mau bertanggung jawab ya saya tidak mau maksa Rifki. Lagipula itu salah si cewek, kenapa gabisa jaga diri, kenapa ga punya malu."


Harusnya yang bilang begitu tuh aku, kenapa kalian tidak malu saat tau kalau Rifki sudah merusak 2 perempuan, tapi tidak mau bertanggung jawab. Bahkan Rifki dan kedua perempuan itu berjanji akan check-in hotel meskipun sudah berkeluarga:)


Sekian, semoga kita dipertemukan dengan pasangan yang mampu menghargai kita, yang merasa bangga memiliki kita, serta bertanggung jawab.

Untuk Rifki (Bae Sugarnya Wulan), bye-bye. Wulan sayang banget sama Rifki. Love you forever<3



No comments:

Post a Comment